سم الله الر حمن الر حيم
اَلسَّــلاَمُ عَلَیْــکُمْ وَرَحْمَةُاللّٰـــــہِ وَبَرَکَاتُــــــہُ
Ummu/Abu, Bunda/Ayah, dan Ibu/Bapak seluruh Walisantri SIB Education Center yang semoga senantiasa Allah ﷻ berikan hidayah istiqomah di atas Sunnah (syariat Islam yang sempurna).
Aamiin allahumma aamiin allahumma.
Insyaa Allah ﷻ seperti yang sudah kita sepakati bersama, salah satu tagline SIB Education Center adalah Sekolah Rasa Pesantren, maka insyaa Allah kita akan bersama-sama memulai dan berjuang menapaki jejak *generasi ummat terbaik (salaful ummah/salafush shalih) terlebih ini sudah hampir mengakhiri 10 hari pertama bulan Muharram (salah satu dari empat bulan haram di mana dosa dan pahala dilipatgandakan balasannya oleh Allah ﷻ).
Maka, malam ini sudah masuk malam Senin, 6 Muharram 1445, mari kita amalkan shaum sunnah dimulai dari kita, keluarga kita, dan orang-orang terdekat dengan kita.
Ajak Ananda untuk mulai terbiasa bangun malam qiyamul lail kemudian lanjutkan dengan sahur di akhir waktu hingga sebelum datangnya adzan subuh.
Mari kita tempa diri kita dan anak-anak kita untuk mulai terbiasa shalat sunnah Fajar (sebelum subuh), bagi yang ikhwan pastikan shalat berjamaah di masjid, kemudian dilanjut persiapan berangkat ke sekolah.
Insyaa Allah layanan kantin dan katering setiap hari Senin dan Kamis kami tutup untuk jadi wasilah dan peluang besar agar keluarga besar/civitas SIB Education Center semakin semangat dan terbiasa mengamalkan shaum sunnah Senin Kamis.
Bagi siapa pun civitas SIB Education Center yang qoddarullahu wa masyafa’la ada udzur syar’i belum bisa shaum Sunnah Senin Kamis besok, silakan bisa menikmati perbekalan atau makan yang dibawa di ruangan khusus yang tidak terlihat saudara-saudaranya yang lain yang sedang shaum.
Insyaa Allah, yakin seyakin-yakinnya, Allah akan menurunkan ketenangan dalam dada, jiwa, dan hati kita ketika kita perlahan menapaki jejak terbaik ummat terbaik yang digaransi Nabi Muhammad ﷺ. Janji Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ tidak mungkin keliru.
Allah akan urai permasalahan kita satu persatu sekalipun itu rumit dan mungkin dirasa belum terpecahkan sebelumnya.
Allah bantu selesaikan dengan solusi yang bisa jadi hampir tidak kita pikirkan sebelumnya.
Tidakkah hati kita mau menjawab jujur ketika kita sekeluarga begitu harmonis, tenang, selalu mengingat Allah ﷻ, selalu bershalawat pada Nabi Muhammad ﷺ (dengan shalawat yang tidak dibuat-buat apalagi sampai dinyanyikan dan dilagukan).
Tidakkah itu begitu indah dan syahdu dipandang?
Tidakkah hidup ini jauh lebih menenangkan, menyenangkan, nikmat, dan syahdu ketika harmoni agama mulai merasuki relung hati kita beserta orang-orag tercinta di sekeliling kita?
Bukanlah begitu indah ketika anak-anak kita bibirnya senantiasa basah berdzikir pada Allah ﷻ, bershalawat pada Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam pikirannya mulai fokus mengingat kisah epik nan heroik para Sahabat radiyallahu anhum ajma’in, hingga di hati dan pikirannya mulai terkikis nama-nama superhero palsu dan hayalan dalam film-film atau dalam dongeng-dongeng fiksi.
Bukanlah akan terasa sangat indah bagaimana dulu para tabiut tabi’in berjihad di atas jalan Allah, menimba ilmu sekalipun harus berkorban banyak hal, cucuran peluh keringat, tenaga, air mata, harta, bahkan mungkin darah hingga akhirnya tintas emas mereka yang jadi wasilah kebaikan diingat dan menjadi saksi sejarah kebaikan mereka dalam banyak karya kitab-kitab penuh wasiat dan nasihat.
Semua itu, tidak mungkin diraih hanya hitungan hari, tidak mungkin tanpa pengorbanan, tidak mungkin tanpa rasa sakit, tidak mungkin tanpa ujian dan cobaan berat, dan tidak mungkin tanpa tempaan keras tahan banting.
Maka, apabila kita benar-benar ingin serius bertahap menapaki jejak ummat terbaik, sejatinya kita tidak boleh cengeng dan manja dengan metode dan jalan hidup generasi terbaik yang ingin kita tiru.
Mari semakin berhati-hati, mengingat anak-anak kita saat ini sangat kritis, ketika kita meminta anak-anak kita melakukan suatu kebaikan namun kita sendiri belum melakukan, khawatir di kemudian hari jadi boomerang buat kita sebagai orangtua.
Kita perlu terus bekerja sama, tidak bisa kita bekerja secara sepihak untuk memberikan kualitas pendidikan terbaik untuk anak-anak kita terlebih untuk kebutuhan akhirat kita bersama dari ganasnya sengatan api neraka, naudzubillah tsumma naudzubillahimindzalik.
Sebagai orangtua, kita tidak bisa sepenuhnya menyerahkan pada sekolah dan asatidzah, bisa jadi selama kegiatan sekolah mereka (santri) gampang kami didik di sekolah, tapi tanpa uswah dari asatidzah, semua akan sia-sia, melelahkan tanpa pahala.
Begitu pun dengan kondisi di rumah, ketika pendidikan di sekolah dirasa sudah ada efek positif, namun kita tidak memberikan uswah terbaik di rumah/keluarga sekalipun mungkin semua kebutuhan anak sudah dicukupkan, atau mungkin anak nampak tidak begitu bermasalah karena sangat tenang dan nyaman dengan hp-nya di kamar, namun kita tidak tahu maksiat apa yang sedang diperbuat oleh buah hati kita.
Akhirnya, semua akan kembali pada posisi semula yang terus berulang siklusnya, melelahkan tanpa perkembangan, yang ada malah jadi emosional dan semakin besar peluang pundi-pundi dosa menumpuk atas nama kita.
Ujungnya, kita sebagai orangtua yang akan dihisab pertama, kita yang memberikan fasilitas dan kemudahan untuk anak-anak kita, namun kita yang dipersulit di akhirat kelak.
Naudzubillah…
Maka, satu ayat ini seharusnya cukup bagi kita untuk cambuk diri agar lebih berhati-hati dengan apa yang kita ajarkan dan didik pada anak-anak keturunan kita.
QS At-Tahrim : 6
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ya Allah, berikanlah kekuatan pada kami agar kami senantiasa menapaki jejak syariat-Mu dengan benar sesuai yang dicontohkan Nabi-Mu ﷺ dan generasi terbaik pilihan-Mu.
Kumpulkan kami di akhirat di kampung Surga, jadikan kami tetangga dan tetap bersaudara di kampung akhirat surga, hingga kami bisa merasakan kenikmatan terbesar bisa memandang wajah-Mu.
Aamiin allahumma aamiin.
Al Faqir, Altar King